BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang masalah
Pemberontakan
DI/TII di Jawa Barat berawal dengan ditandatanganinya Persetujuan Renville pada
17 Januari 1948 .Sekar Marijan Kartosuwiryo mendirikan Darul Islam (DI) bersama
pasukannya yang terdiri atas Hizbullah dan Sabillah(kurang lebih sebanyak 4000
orang . Ia menolak untuk membawa pasukannya ke Jawa Tengah dan tidak mengakui
lagi keberadaan RI.
B.
Tujuan
Tujuan
dalam penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan dan diharapkan
bermanfaat bagi kita semua. Khususnya dalam ilmu social masyarakat.
C.
Metode Penulisan
Penulis
mempergunakan metode observasi dan kepustakaan. Cara-cara yang digunakan pada
penelitian ini adalah Studi Pustaka
Dalam
metode ini penulis membaca buku-buku yang berkaitan denga penulisan makalah
ini.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Gerakan Darul
Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII)
A.
DI/TII Jawa
Barat
Pemberontakan
DI/TII di Jawa Barat berawal dengan ditandatanganinya Persetujuan Renville pada
17 Januari 1948 .Sekar Marijan Kartosuwiryo mendirikan Darul Islam (DI) bersama
pasukannya yang terdiri atas Hizbullah dan Sabillah(kurang lebih sebanyak 4000
orang . Ia menolak untuk membawa pasukannya ke Jawa Tengah dan tidak mengakui
lagi keberadaan RI. dan tujuannya juga menentang penjajah Belanda di Indonesia.
Akan tetapi, setelah makin kuat, S.M.Kartosuwiryo memproklamasikan berdirinya
Negara Islam Indonesia (NII) pada tanggal 17 Agustus 1949 di Desa Cisayong,Jawa
Barat dan tentaranya dinamakan Tentara Islam Indonesia (TII) saat itu lah tidak
sedikit rakyat yang menjadi korban. Upaya pemerintah untuk menghadapi gerakan
DI/TII pemerintah bekerja sama dengan rakyat setempat.Dan dijalankan lah taktik
dan strategi baru yang disebut Perang Wilayah.Pada 1 April 1962 dilancarkan
Operasi Bharatayuda yaitu operasi penumpasan gerakan DI/TII. Dengan taktis
Pagar Betis. Pada tanggal 4 juni 1962, S.M.Kartosuwiryo beserta para
pengikutnya berhasil ditanggap oleh pasukan Siliwangi di Gunung Geber,
Majalaya, Jawa Barat.Ia sempat mengajukan grasi kepada Presiden,tetapi di
tolak. Akhirnya S.M.Kartosuwiryo dijatuhi hukuman mati di hadapan regu tembak
dari keempat angkatan bersenjata RI 16 Agustus 1962.
B.
DI/TII Jawa
Tengah
Gerakan
DI/TII di Jawa Tengah yang dipimpin oleh Amir Fatah dan Kyai Sumolangu di
bagian utara, yang bergerak di daerah Tegal, Brebes dan Pekalongan. Inti
kekuataanya adalah pasukan Hizbullah yang dibentuk di Tegal,1946 dan pada 23
Agustus 1949, Amir Fatah memproklamasikan berdirinya Darul Islam dan menyatakan
brgabung dengan DI/TII S.M.kartosuwiryo.Pasukannya dinamakan Tentara Islam
Indonesia (TII) dengan sebutan Batalion Syarif Hidayat Widjaja
Kusuma(SHWK).Untuk menghancurkan gerakan ini, Januari 1950 dibentuk Komando
Gerakan Banteng Negara (GBN) dibawah Letkol Sarbini. Pemberontakan di Kebumen
dilancarkan oleh Angkatan Umat Islam (AUI) yang dipimpin oleh Kyai Moh. Mahfudh
Abdurrahman (Kyai Sumolanggu) Gerakan ini berhasil dihancurkan pada tahun 1957
dengan operasi militer yang disebut Operasi Gerakan Banteng Nasional dari
Divisi Diponegoro. Gerakan DI/TII itu pernah menjadi kuat karena pemberontakan
Batalion 426 di Kedu dan Magelang/ Divisi Diponegoro. Didaerah Merapi-Merbabu
juga telah terjadi kerusuhan-kerusuhan yang dilancarkan oleh Gerakan oleh
Gerakan Merapi-Merbabu Complex (MMC). Gerakan ini juga dapat dihancurkan. Untuk
menumpas gerakan DI/TII di daerah Gerakan Banteng Nasional dilancarkan operasi
Banteng Raiders.
C.
DI/TII Sulawesi Selatan
Gerakan
DI/TII di Sulawesi Selatan dipimpin oleh Kahar Muzakar.Latar belakang
pemberontakan ini berbeda dari yang terjadi di Jawa barat dan Jawa tengah. Pada
tanggal 30 April 1950 Kahar Muzakar mengirim surat kepada Pemerintah pusat
untuk membubarkan Kesatuan Gerilya Sulawesi Selatan (KGSS) dan anggotanya
disalurkan ke dalam APRIS. Tenyata Kahar Muzakar menuntut agar Kesatuan Gerilya
Sulawesi Selatan dan kesatuan gerilya lainnya dimasukkan delam satu brigade
yang disebut Brigade Hasanuddin di bawah pimpinanya. Tuntutan itu ditolak
karena banyak diantara mereka yang tidak memenuhi syarat untuk dinas militer.
Pemerintah mengambil kebijaksanaan menyalurkan bekas gerilyawan itu ke Corps
Tjadangan Nasional (CTN). Pada saat dilantik sebagai Pejabat Wakil Panglima
Tentara dan Tetorium VII, Kahar Muzakar beserta para pengikutnya melarikan diri
ke hutan dengan membawa persenjataan lengkap dan mengadakan pengacauan serta
pada tahun 1952, ia menyatakan bahwa wilayah Sulawesi Selatan menjadi bagian
dari Negara Islam Indonesia pimpinan S.M.Kartosuwiryo di Jawa Barat pada
tanggal 7 Agustus 1953. Penumpasan pemberontakan Kahar Muzakar memakan waktu
lebih dari 14 tahun. Faktor yang menjadi penyebab lamanya adalah rasa kesukuan
yang ditanamkan dan gerombolan ini telah berakar di Hati rakyat Kahar Muzakar
dan gerombolannya mengenal sifat rakyat dan memanfaatkan lingkungan alam yang
sangat dikenalnya. Tanggal 3 Februari 1965, Kahar Muzakar tertembak mati dalam
sebuah kontak senjata dengan pasukan RI.
D. DI/TII Aceh
Adanya
berbagai masalah antara lain masalah otonomi daerah, pertentangan
antargolongan, serta rehabilitasi dan modernisasi daerah yang tidak lancar
menjadi penyebab meletusnya pemberontakan DI/TII di Aceh.Daerah Aceh sebelumnya
menjadi daerah istimewa diturunkan statusnya menjadi daerah Karasidenan di
bawah provinsi Sumatera Utara. Gerakan DI/TII di Aceh dipimpin oleh Tengku Daud
Beureueh yang pada tanggal 21 September 1953 memproklamasikan daerah Aceh
sebagai bagian dari Negara Islam Indonesia dibawah pimpinan S.M.Kartosuwiryo
dan memutuskan hubungan dengan Jakarta. Pemberontakan DI/TII di Aceh
diselesaikan dengan diadakannya musyawarah Kerukunan Rakyat Aceh pada tanggal
17 – 28 Desember 1962 atas inisiatif Pangdam I Bukit Barisan, Kolonel Jasin.
Dalam musyawarah ini, dibicarakan berbagai permasalahan yang dihadapi dan
kesalahpahaman yang terjadi.Akhirnya dari musyawarah bersama tersebut ialah
pulihnya kembali keamanan di daerah Aceh.
E.
DI/TII
Kalimantan Selatan
Pada
akhir tahun 1950,Kesatuan Rakyat Jang Tertindas(KRJT) melakukan penyerangan ke
pos-pos TNI di Kalimantan Selatan. KRJT dipimpin seorang mantan Letnan dua TNI
yang bernama Ibnu Hadjar alias Haderi alias Angli.Ibnu Hadjar sendiri kemudian
menyerahkan diri. Akan tetapi , setelah merasa kuat dan memperoleh peralatan
perang, ia kembali membuat kekacauan dengan bantuan Kahar Muzakar dan
S.M.kartosuwiryo. Pada tahun 1954, Ibnu Hadjar diangkat sebagai panglima TII wilayah
Kalimantan. Akhirnya, Pemerintah melalui TNI berhasil mengatasi gerakan yang
dilakukan oleh Ibnu Hadjar pada tahun 1959 dan Ibnu Hadjar berhasil ditangkap
dan pada 22 maret 1965 dan ia dijatuhkan hukuman mati oleh pengadilan militer.
1. Pemberontakan DI / TII
DI / TII Jawa Barat(
7 Agustus 1949 , pimpinan Sekarmadji Maridjan kartosoewiryo )
A. Sebab Umum dan Khusus
Pemberontkan dan Tujuan Pemberontkan
1.
Sebab Khusus Pemberontakan :
Pemerintah
RI menandatangani Perjanjian Renville yang mengharuskan pengikut RI
mengosongkan wilayah Jawa Barat dan pindah ke Jawa Tengah , hal ini dianggap
Kartosuwirjo sebagai bentuk pengkhianatan Pemerintah RI terhadap perjuangan
rakyat Jawa Barat(karena ada beberapa komandan TNI yang menjanjikan akan meninggalkan
semua persenjataannya
di Jawa Barat jika mereka hijrah nanti. ). Bersama kurang lebih 2000
pengikutnya yang terdiri atas laskar Hizbullah dan Sabilillah, Kartosuwirjo
menolak hijrah dan mulai merintis usaha mendirikan Negara Islam Indonesia (NII).
2.
Sebab Umum Pemberontakan
-Kekosongan kekuatan di
Jawa Barat
-Kartosuwirjo / rakyat
menolak kalau Jawa Barat itu diserahkan kepada belanda begitu saja
-Rasa tidak puas dengan
keputusan perjanjian yg mengharuskan TNI keluar dr daerah
kantong dan masuk ke
wilayah RI
ttttttttttttttttttttttttttttttttt
3.
Apa Tujuan Pemberontakan
1. Ingin mendirikan
negara yang berdasarkan agama islam lepas dari NKRI
Sewaktu tentara Belanda menduduki ibukota
RI di Yogyakarta.
2. Menjadikan Syariat
islam sebagai dasar Negara ( pola tingkah laku ,dalam
keluarga /masyarakat/ bangsa ataupun
Negara) bersumber pada”Alqur’an , Hadist,Isma,Qias”.
1
Upaya Pemusnahan yang dilakukan Pemerintah
Pemerintah
bekerja sama dengan rakyat setempat.Dan dijalankan lah taktik dan strategi baru
yang disebut Perang Wilayah. Pada tahun 1 April 1962 pasukan Siliwangi bersama
rakyat melakukan operasi “Pagar Betis(mengepung pasukan DI/TII dengan mengepung
dari seluruh penjuru )” dan operasi “Bratayudha(operasi penumpasan gerakan
DI/TII kartosuwirjo).
2.
Dimana Tertangkap ?
Pada
tanggal 4 juni 1962, S.M.Kartosuwiryo beserta para pengikutnya berhasil
ditanggap oleh pasukan Siliwangi di Gunung Geber, Majalaya, Jawa Barat.
D. Bagaimana nasib para pemberontak?
Sekarmadji
Maridjan kartosoewiryo sempat mengajukan grasi kepada Presiden,tetapi di tolak.
Akhirnya S.M.Kartosuwiryo dijatuhi hukuman mati di hadapan regu tembak dari
keempat angkatan bersenjata RI 16 Agustus 1962.
DI / TIik I Jawa Tengah
(Pada tanggal 23 Agustus 1949, Pemimpinnya Amir Fatah dan Mahfu’dz Abdurachman
( Kyai Somalangu)).
A. Sebab Umum dan Khusus
Pemberontkan dan Tujuan Pemberontkan
1. Sebab
Khusus Pemberontakan
Terjadi
karena Batalion 624 pada Desmber 1961 membelot dan menggabungkan diri dangan
DI/TII di daerah Kudus dan Magelang(selain di daerah Tegal-Brebes , di daerah
selatan(Kebumen ) juga terdapat gerkan DI/TII yang dipimpin oleh Muhamad
Mahfudh Abdurahcman / Kyai Somalangu .
4.
Tujuan Pemberontakan
1. Ingin mendirikan
negara yang berdasarkan agama islam lepas dari NKRI
2. Menjadikan Syariat
islam sebagai dasar Negara ( pola tingkah laku ,dalam keluarga /masyarakat/ bangsa ataupun Negara)
bersumber pada”Alqur’an , Hadist,Isma,Qias”.
B. Upaya Pemerintah Mengatasi
Pemberontakan
Untuk
menumpas pemberontakan ini pada bulan Januari 1950 pemerintah melakukan operasi
kilat yang disebut “Gerakan Banteng Negara” (GBN) di bawah Letnan Kolonel
Sarbini (selanjut-nya diganti Letnan Kolonel M. Bachrun dan kemudian oleh Letnan
Kolonel A. Yani). Gerakan operasi ini dengan pasukan “Banteng Raiders.”
Sementara itu di daerah Kebumen muncul pemberontakan yang merupakan bagian dari
DI/ TII, yakni dilakukan oleh “Angkatan Umat Islam (AUI)” yang dipimpin oleh
Kyai Moh. Mahudz Abdurachman yang dikenal sebagai “Romo Pusat” atau Kyai
Somalangu. Untuk menumpas pemberontakan ini memerlukan waktu kurang lebih tiga
bulan.
Pemberontakan
DI/TII juga terjadi di daerah Kudus dan Magelang yang dilakukan oleh Batalyon
426 yang bergabung dengan DI/TII pada bulan Desember 1951. Untuk menumpas
pemberontakan ini pemerintah melakukan “Operasi Merdeka Timur” yang dipimpin
oleh Letnan Kolonel Soeharto, Komandan Brigade Pragolo.
C. Bagaimana Nasib Pemberontak.
Pada
awal tahun 1952 kekuatan Batalyon pemberontak terrsebut dapat dihancurkan dan
sisa- sisanya melarikan diri ke Jawa Barat dan ke daerah GBN.
DI / TII Sulawesi
Selatan (Oktober 1950 Pepimpinya Kahar Mudzakar )
A. Sebab Umum dan Sebab Khusus
Pemberontakan dan Tujuan pemberontakan.
1.
Sebab Khusus pemberontakan
Karena
ketidakpuasnya pada kebijakan pemerintah tentang rasionalisasi(15000 KGSS
menjadi Anggota APRIS) Pemeritah RI Melancarkan operasi militer yang berintikan
pasukan dari divisi siliwangi .
2.
Sebab Umum Pemberontakan .
1. Terjadinya konflik
antara anggota KGSS dengan TNI .
2. KGSS kecewa berat
karena mulai 1 Juni 1950 KGSS dibubarkan oleh panglima
TT VII kol Kaliuwarang
3. Kahar Muzakar kecewa
kepada Kabinet Natsir yang tidak jadi mengangkatnya menjadi komandan yang punya 4000 orang di TNI A.
2. Tujuan
Pemberontakan
Kahar
Muzakar menuntut agar Kesatuan Gerilya Sulawesi Selatan dan kesatuan gerilya
lainnya dimasukkan delam satu brigade yang disebut Brigade Hasanuddin di bawah
pimpinanya.
B. Upaya Pemerintah Mengatasi Pemberontakan
Pemerintah
melakukan operasi militer. Baru pada bulan Februari 1965 Kahar Muzakar berhasil
ditangkap dan ditembak mati sehingga pemberontakan DI/TII di Sulawesi dapat
dipadamkan.
C. Bagaimana Nasib Pemberontak.
Tanggal
3 Februari 1965, Kahar Muzakar tertembak mati dalam sebuah kontak senjata
dengan pasukan RI. sehingga pemberontakan DI/TII di Sulawesi dapat dipadamkan.
DI / TII Kalimatan
Selatan(Oktober 1950 , Pepimpinya Ibnu Hajar atau Haderi bin Umar atau Angli)
A. Sebab Umum dan Sebab Khusus
Pemberontakan dan Tujuan pemberontkan
1.
Sebab Khusus Pemberontakan
ALRI
Divisi 4 kecewa kepada Pemerintah pusat karana gaji dan jaminan sosial diluar
pulau jawa lebih kecil
disbanding gaji dan jaminan Perwira/ tentara di dalam pulau Jawa.
2.
Sebab Umum Pemberontakan
Pemuda
dan pejuang Kalimantan Selatan tidak mendapat sertifikat pejuang.
3.
Tujuan Pemberontakan
Agar
semua perwira dan tentara di dalam maupun diluar pulau jawa mendapatkan
perlakuan yang adil.
B. Upaya Pemerintah Mengatasi Pemberontakan
1.
Dalam menghadapi gerombolan DI/TII tersebut pemerintah pada mulanya melakukan
pendekatan kepada Ibnu Hajar dengan diberi kesempatan untuk menyerah, dan akan
diterima menjadi anggota TNI. Ibnu Hajar pun menyerah, akan tetapi setelah
menyerah melarikan diri dan melakukan pemberontakan lagi.
2.Pemerintah
melakukan tindakan tegas dengan cara menggempur pusat
pertahanan gerombolan Ibnu Hajar.
C. Bagaimana Nasib Pemberontak
Ibnu
Hadjar berhasil ditangkap dan pada 22 maret 1965 dan ia dijatuhkan hukuman mati
oleh pengadilan militer.
BAB III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Adapun
kesimpulan yang dapat ditarik dalam pembahasan ini adalah sebagai berikut:
·
Eksistensi ulama dalam masyarakat
sebelum kehadiran Belanda ke Aceh adalah sangat besar artinya. Ulama tidak
hanya dipandang sebagai orang yang memiliki ilmu keagamaan semata, melainkan
juga dianggap orang yang mampu menguasai adat istiadat serta pengetahuan
lainnya.
·
Keterlibatan ulama sangat besar artinya
terhadap kondisi sosial dan politik di Aceh. Secara politis, sejak awal
kemerdekaan ulama Aceh sudah memegang peran yang sangat strategis, seperti yang
dilakukan oleh Tgk. Muhammad Daud Beureueh dalam memperjuangkan status Daerah
Istimewa bagi Aceh.
·
Pengaruh keterlibatan ulama Aceh dalam
kancah politik adalah dapat menjadi pelopor dalam menyuarakan aspirasi
masyarakat Aceh (umat Islam). Ulama juga ikut berperan dalam menggagas
perdamaian di Aceh, seperti halnya dalam penyelesaian DI/TII dan juga ikut pro
aktif dalam mengupayakan perundingan Helsinki, yaitu perundingan antara
pemerintah RI dengan GAM.
2. Saran-saran
o
Diharapkan kepada para pembaca kiranya
dapat mengambil suri tauladan dari perjuangan para ulama Aceh dalam menyuarakan
aspirasi umat Islam, serta turut pro aktif dalam menggagas perdamaian di Aceh.
o
Diharapkan kepada para guru dan calon
guru sejarah dapat lebih giat berupaya untuk menanamkan semangat kebangsaan dan
cinta tanah air. Upaya ini salah satunya adalah dengan semakin memperkokoh
persatuan dan kesatuan bangsa.
DAFTAR PUSTAKA
4.
http://www.crayonpedia.org/mw/BSE:Strategi_Nasional_dalam_Menghadapi_Peristiwa_Madiun/PKI,_DI/TII,_G_30_S/_PKI,_dan_Konflik-Konflik_Internal_Lainnya_9.2_(BAB_13)#1._Pemberontakan_DI_.2F_TII
_di_Jawa_Barat
7. Catatan
Tambahan materi Alfian Maqdalia , Nana Nurliana Soeyono , Sudarini Suhartono ,
Esis ,Sejarah untuk kelas XII ,Penerbit Erlangga(hal 88-100)